BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Keluarga sehat dan sejahtera dengan
kualitas hidup yang baik, diantaranya dari segi ibu dan anak, adalah merupakan
pertimbangan yang penting. Telah hampir satu abad kita berupaya
agar dapat menolong ibu melahirkan dengan baik dan mendapatkan anak yang sehat.
Kita dituntut untuk mampu dan dapat memberikan kontribusi dalam bidang obstetri
dan ginekologi, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta
menurunkan angka kelahiran, kematian ibu dan kematian anak. Semua ini secara
bertahap dapat kita lihat hasilnya, untuk itu perlu adanya peningkatan sistem
informasi dan komunikasi secara terus menerus.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah memberikan pelayanan kesehatan maternal yang efektif pada kehamilan,
persalinan, nifas dengan komplikasi sehingga angka kematian dan kesakitan dapat
dikurangi. Dalam melaksanakan upaya tersebut diperlukan SDM yang mempunyai
kemampuan untuk memberikan pelayanan yang optimal dan bukti acuan yang
disepakati oleh semua pihak.
Konsep perawatan pasca melahirkan yang
dikembangkan pada persalinan normal sebenarnya mengkuti pola tradisional yang
dikemas secara modern yaitu mobilisasi dini, rooming in, pemberian ASI awal.
Pola ini melalui penelitian terbukti mempunyai keuntungan bagi ibu maupun
bayinya. Dalam pengawasan setelah melahirkan, dokter/bidan yang merawat akan
datang setiap hari atau setiap saat untuk memberikan petunjuk perawatan.
Pemeriksaan pada masa nifas tidak
banyak mendapat perhatian ibu, karena sudah dirasa baik dan selanjutnya semua
berjalan lancar. Pemeriksaan kala nifas sebenarnya sangat penting dilakukan
untuk mendapatkan penjelasan yang berharga dari dokter/bidan yang menolong
persalinan itu. Diantara masalah penting tersebut adalah melakukan evaluasi
secara menyeluruh tentang alat kelamin dan mulut rahim yang mungkin masih luka
akibat proses persalinan.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam
periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan
bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50 %
kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. (Sarwono, 2002:122-123)
Mengingat masa nifas adalah masa
transisi dimana ibu mengalami perubahan-perubahan sehingga diperlukan dukungan
baik dari petugas maupun keluarga segera setelah kelahiran, pengalaman dramatis
wanita berhubungan dengan perubahan anatomi dan psikologi sebagai transisi ke
keadaan sebelum hamil. Secara psikologis wanita mengalami proses menuju
tercapainya menjadi seorang ibu yang dipengaruhi oleh kepercayaan individu dan
kebudayaan. Pelayanan kesehatan profesional yang baik mendukung wanita melewati
masa ini dengan mengembalikan kemampuan wanita untuk merawat bayinya. Pengaruh
kebudayaan yang baik sangat penting untuk wanita dan keluarganya, dapat
meningkatkan konseling dan penilaian fisik dan psikologis.
A.
KONSEP
MASA NIFAS
1.
Pengertian Masa Nifas
Masa nifas atau masa puerpurium adalah masa dimana setelah partus selesai
dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Mansjoer, 2000: 316).
Masa nifas (puerpurium) adalah
periode waktu masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak
hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar 6 minggu. Proses perubahan pada
organ-organ reproduksi sebagai involusio (Farier, 1999 : 225).
Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa
nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar,
1998 : 115 ).
Dapat disimpulkan bahwa masa nifas disebut
juga post partum atau puerpurium adalah masa atau waktu
sejak bayi lahir dan plasenta keluar sampai enam minggu disertai dengan
pulihnya kembali organ-organ kandungan .
2. Pembagian Masa Nifas
·
Puerperium Dini
Yaitu dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari.
·
Puerperium Inter Medial
Yaitu kepulihan
menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
·
Remote Puerperium
Adalah waktu yang diperlukan untuk
pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan
atau tahunan (Mochtar, 1998 : 115).
3. Tahapan Masa Nifas
Masa
nifas dibagi atas 3 tahapan yaitu:
a) Immediate post partum : masa setelah post pertum
sampai 24 jam setelah melahirkan
b) Early post partum : masa setelah hari pertama post
partum sampai dengan minggu pertama post partum.
c) Late post partum : masa setelah minggu pertama post
partum sampai dengan minggu ke V post partum.
4. Tujuan Masa Nifas
Tujuan
masa nifas dibagi dua yaitu:
·
Tujuan umum
Membantu
ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak.
·
Tujuan khusus
a) Manjaga kesehatan ibu dan bayi fisik
maupun psikoploginya
b) Melaksanankan skrining yang komprehensif,
mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjdi komplikasi pada ibu dan
bayinya.
c) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, pemberian imunisasi kepada
bayinya, dan perawatan bayi sehat.
d) Untuk mempercepat pemulihan kembali alat-alat
kandungan seperti pada keadaan sebelum hamil.
e) Untuk memperbanyak produksi ASI
f) Mencegah terjadinya infeksi
5.
Perubahan-perubahan pada masa nifas
a. Sistem Reproduksi
· Involusio Uteri
Involusio adalah pemulihan uterus pada ukuran dan
kondisi normal setelah kelahiran bayi. Involusio terjadi karena masing-masing
sel menjadi lebih kecil karena sitoplasma yang berlebihan dibuang. Involusio disebabkan
oleh proses autolysis, dimana zat protein dinding rahim pecah, diabsorbsi dan
kemudian dibuang sebagai air kencing.
Tinggi kundus uteri menurut masa involusio.
Bayi lahir :
Tinggi fundus uteri setinggi pusat
Plasenta
lahir :
2 jari bawah pusat
1 minggu : pertengahan pusat simfisis
2 minggu :
Tidak teraba di atas simfisis
6 minggu :
Bertambah kecil
8 minggu :
Sebesar normal
·
Involusio (Tempat Plasenta).
Pada pemulaan nifas, bekas plasenta mengandung
banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus. Biasanya luka yang
demikian sembuh dengan menjadi parut hal ini disebabkan karena dilepaskan dari
dasar dengan pertumbuhan endometrium baru di bawah pemukaan luka.
·
Lochia
Yaitu sekret dari kavum uteri dan vagina pada masa
nifas. Lochia dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
a)
Lochia rubra/cruenta
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari pasca
persalinan.
b) Lochia sanguinolenta
Berwarna merah dan kuning berisi darah dan lendir,
hari 3-7 pasca persalinan.
c)
Lochia serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi
d)
Lochia alba
Cairan putih setelah 2 minggu.
e)
Lochia Purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk
f) Lochiostatis
Lochia tidak lancar keluarnya
·
Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks akan menganga
seperti corong berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak, kadang-kadang
terdapat perlukaan kecil setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga
rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat
dilalui 1 jari.
·
Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis merenggang
pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut
dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi
rertofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor.
b.
Sistem Endokrin
Setelah plasenta dilahirkan penurunan produksi
hormone dan organ tersebut terjadi dengan cepat. Hormon hipofise anterior yaitu
prolaktin yang tadinya dihambat oleh estrogen dan progesteron yang tinggi di dalam
darah kini dilepaskan. Prolaktin akan mengaktifkan sel-sel kelenjar payudara
untuk memproduksi ASI.
c.
Sistem Cardiovaskuler
Pada dasarnya tekanan darah sedikit berubah atau
tidak berubah sama sekali. Tapi biasanya terjadi penurunan tekanan darah sistolik
20 mmHg. Jika ada perubahan posisi, ini disebut dengan hipotensi orthostatik
yang merupakan kompensasi kardiovaskuler terhadap penurunan resistensi di
daerah panggul.
d.
Sistem Urinaria
Selama proses persalinan, kandung kemih mengalami
trauma yang dapat mengakibatkan odema dan menurunnya sensitifitas terhadap
tekanan cairan, perubahan ini menyebabkan, tekanan yang berlebihan dan
kekosongan kandung kemih yang tidak tuntas, hal ini bisa mengakibatkan
terjadinya infeksi. Biasanya ibu mengalami kesulitan BAK sampai 2 hari post
partum.
e.
Sistem Gastrointestinal
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan
anak. Hal ini disebabkan karena pada saat melahirkan alat pencernaan mendapat
tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan
pada waktu persalinan, kurang makan, haemoroid, dan laserasi jalan lahir.
f. Sistem Muskulokeletal
·
Ambulasi pada umumnya mulai
1-8 jam setelah ambulasi dini untuk mempercepat involusio rahim.
·
Otot abdomen terus-menerus
terganggu selama kehamilan yang mengakibatkan berkurangnya tonus otot, yang
tampak pada masa post pertum dinding perut terasa lembek, lemah, dan kendor.
Selama kehamilan otot abdomen terpisah disebut distensi recti abdominalis,
mudah di palpasi melalui dinding abdomen bila ibu telentang.
·
Latihan yang ringan seperti
senam nifas akan membantu penyembuhan alamiah dan kembalinya otot pada kondisi
normal.
g. Sistem Integumen
Penurunan melanin setelah persalinan menyebabkan
berkurangnya hiiper pigmentasi kulit.
·
Hyperpigmentasi pada aerola
mammae dan linea nigra mungkin menghilang sempurna sesudah melahirkan.
B.
PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan
langkah mengumpulkan semua data yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi kliensecara keseluruhan. Tenaga
kesehatan
dapat melakukan pengkajian dengan efektif, maka harus menggunakan format
pengkajian yang terstandar agar pertanyaan yang diajukan lebih terarah dan
relevan.
Pengkajian data dibagi
menjadi:
1.
Data
subjektif
a)
Biodata Klien
Biodata klien berisi tentang : Nama,
Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat,
No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
b)
Keluhan Utama
Hal-hal
yang dikeluhkan saat ini dan alasan meminta pertolongan.
c)
Riwayat haid
Umur Menarche pertama kali, Lama
haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi, siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal partus.
d)
Riwayat Perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil
pernikahan ke berapa ? Apakah perkawinan sah atau tidak, atau tidak direstui
orang tua ?
e)
Riwayat Obstetri
Ø Riwayat Kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan
ANC, Hasil Laboratorium : USG, Darah, Urine, keluhan selama kehamilan termasuk
situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan
yang diperoleh
Ø Riwayat Persalinan
1)
riwayat Persalinan Lalu
Jumlah Gravida, jumlah partal, dan
jumlah abortus, umur kehamilan saat bersalin, jenis persalinan, penolong
persalinan, BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat ini.
2)
Riwayat Nifas pada Persalinan Lalu
Pernah mengalami demam, keadaan lochia, kondisi perdarahan
selama nifas, tingkat aktifitas setelah melahirkan, keadaan perineal,
abdominal, nyeri pada payudara, kesulitan eliminasi, keberhasilan pemberian
ASI, respon dan support keluarga.
3)
Riwayat Persalinan Saat Ini
Kapan mulai timbulnya his,
pembukaan, bloody show, kondisi ketuban, lama persalinan, dengan episiotomi
atau tidak, kondisi perineum dan jaringan sekitar vagina, dilakukan anastesi
atau tidak, panjang tali pusat, lama pengeluaran placenta, kelengkapan
placenta, jumlah perdarahan.
4)
Riwayat New Born
Apakah bayi lahir spontan atau
dengan induksi/tindakan khusus, kondisi bayi saat lahir (langsung menangis atau
tidak), apakah membutuhkan resusitasi, nilai APGAR skor, Jenis kelamin Bayi,
BB, panjang badan, kelainan kongnital, apakah dilakukan bonding attatchment
secara dini dengan ibunya, apakah langsung diberikan ASI atau susu formula.
f)
Riwayat KB dan Perencanaan Keluarga
Kaji pengetahuan klien dan
pasangannya tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang pernah digunakan,
kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana penambahan anggota keluarga
dimasa mendatang.
g)
Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada
masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang dijalani, dimana mendapat pertolongan.
Apakah penyakit tersebut diderita sampai saat ini atau kambuh berulang-ulang
h)
Riwayat Psikososial-Kultural
Adaptasi psikologi ibu setelah
melahirkan, pengalaman tentang melahirkan, apakah ibu pasif atau cerewet, atau
sangat kalm. Pola koping, hubungan dengan suami, hubungan dengan bayi, hubungan
dengan anggota keluarga lain, dukungan social dan pola komunikasi termasuk
potensi keluarga untuk memberikan perawatan kepada klien. Adakah masalah
perkawinan, ketidak mampuan merawat bayi baru lahir, krisis keluarga.
Blues : Perasaan sedih, kelelahan,
kecemasan, bingung dan mudah menangis.
Depresi
: Konsentrasi, minat, perasaan kesepian, ketidakamanan, berpikir obsesif,
rendahnya emosi yang positif, perasaan tidak berguna, kecemasan yang berlebihan
pada dirinya atau bayinya, sering cemas saat hamil, bayi rewel, perkawinan yang
tidak bahagia, suasana hati yang tidak bahagia, kehilangan kontrol, perasaan
bersalah, merenungkan tentang kematian, kesedihan yang berlebihan, kehilangan
nafsu makan, insomnia, sulit berkonsentrasi.
Kultur yang dianut termasuk kegiatan
ritual yang berhubungan dengan budaya pada perawatan post partum, makanan atau
minuman, menyendiri bila menyusui, pola seksual, kepercayaan dan keyakinan,
harapan dan cita-cita.
i)
Riwayat kesehatan Keluarga
Adakah anggota keluarga yang
menderita penyakit yang diturunkan secara genetic, menular, kelainan congenital
atau gangguan kejiwaan yang pernah diderita oleh keluarga.
j)
Profil Keluarga
Kebutuhan informasi pada keluarga,
dukungan orang terdekat, sibling, type rumah, community seeting, penghasilan
keluarga, hubungan social dan keterlibatan dalam kegiatan masyarakat.
k)
Kebiasaan Sehari-Hari
·
Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah,
jenis makanan (Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi
snack (makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, frekuensi,
·
Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang),
rasa tidak nyaman yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau
remang-remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan
suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum).
·
Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah
melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya
infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi
blass atau tidak atau retensi urine karena rasa talut luka episiotomi, apakah
perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena
luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet
·
Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi,
penggunaan pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut
dan wajah.
·
Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah
melahirkan, kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja
dan menyusui.
·
Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang
menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan relaks.
·
Seksual
Bagaimana pola interaksi dan
hubungan dengan pasangan meliputi freguensi koitus atau hubungan intim,
pengetahuan pasangan tentang seks, keyakinan, kesulitan melakukan seks, continuitas
hubungan seksual. Pengetahuan pasangan kapan dimulai hubungan intercourse pasca
partum (dapat dilakukan setelah luka episiotomy membaik dan lochia terhenti,
biasanya pada akhir minggu ke 3). Bagaimana cara memulai hubungan seksual
berdasarkan pengalamannya, nilai yang dianut, fantasi dan emosi, apakah dimulai
dengan bercumbu, berciuman, ketawa, gestures, mannerism, dress, suara. Pada
saat hubungan seks apakah menggunakan lubrikasi untuk kenyamanan. Posisi saat
koitus, kedalaman penetrasi penis. Perasaan ibu saat menyusui apakah memberikan
kepuasan seksual. Faktor-faktor pengganggu ekspresi seksual : bayi menangis,
perubahan mood ibu, gangguan tidur, frustasi yang disebabkan penurunan libido.
·
Konsep Diri
Sikap penerimaan ibu terhadap
tubuhnya, keinginan ibu menyusui, persepsi ibu tentang tubuhnya terutama
perubahan-perubahan selama kehamilan, perasaan klien bila mengalami opresi SC
karena CPD atau karena bentuk tubuh yang pendek.
·
Peran
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua
dan tugas-tugas perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan involusi
uterus, perubahan fungsi blass dan bowel. Pengetahan tentang keadaan umum bayi,
tanda vital bayi, perubahan karakteristik faces bayi, kebutuhan emosional dan
kenyamanan, kebutuhan minum, perubahan kulit.
Ketrampilan
melakukan perawatan diri sendiri (nutrisi dan personal hyhiene, payu dara) dan
kemampuan melakukan perawatan bayi (perawatan tali pusat, menyusui, memandikan
dan mengganti baju/popok bayi, membina hubungan tali kasih, cara memfasilitasi
hubungan bayi dengan ayah, dengan sibling dan kakak/nenek). Keamanan bayi saat
tidur, diperjalanan, mengeluarkan secret dan perawatan saat tersedak atau
mengalami gangguan ringan. Pencegahan infeksi dan jadwal imunisasi
2.
Data
objektif
Ø Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat
kesadaran.
b.
BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi
cenderung bradi cardy, suhu 36,2-38, Respirasi 16-24)
c.
Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut,
Fungsi pengecapan; pendengaran, dan leher.
d.
Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit,
keadaan areola dan puting susu, stimulation
nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi
laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar getah bening diketiak.
e.
Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus
rectus abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae.
Tinggi fundus uterus, konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi
uterus, nyeri, perabaan distensi blas.
f.
Anogenital
Lihat
struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina (licin, kendur/lemah)
adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka episiotomy, echimosis,
edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan darah
atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr alba), Anus :
hemoroid dan trombosis pada anus.
g.
Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri
bila dipalpasi, kekuatan otot.
Ø Pemeriksaan laboratorium
a. Darah : Hemoglobin dan Hematokrit
12-24 jam post partum (jika Hb < 10 g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit,
leukosit, Trombosit.
b. Klien dengan Dower Kateter
diperlukan culture urin
Pengawasan masa
nifas dapat
dilakukan dirumah. Pengawasan nifas dirumah
merupakan pengawasan yang tidak khusus diberikan untuk ibu dan bayi yang baru
dilahirkan saja, tetapi sesuai dengan asuhan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dewasa ini, pelayanan kesehatan diberikan sesuai dengan kebutuhan keluarga dan
masyarakat.
1. Kunjungan Rumah Pasca Partum
a. Kontak keluarga
untuk mengatur detail kunjungan rumah
·
Perkenalkan diri dan identitas anda dan lembaga yang anda
wakili.
·
Tinjau kembali tindak lanjut kunjungan rumah.
·
Jadwal waktu kunjungan yang membuat klient nyaman.
·
Pastikan alamat atau tempat tinggal
dari pasien/keluarga yang akan dikunjungi.
b. Tinjau kembali
dan cari penjelasan tentang data yang ada.
·
Semua data pemeriksaan yang ada untuk
ibu dan bayi (ringkasan keadaan ibu dan bayi selama di rumah sakit, hal-hal
yang perlu diperhatikan oleh keluarga tersebut).
·
Tinjau kembali semua catatan kontak
dengan pelayan kesehatan sebelumnya.
·
Kontak pemberi asuhan sebelumnya untuk
mencari penjelasandan data yang diperlukan.
c. Identifikasi
sumber-sumber dalam masyarakat dan permasalahan yang terkait dengan asuhan
lanjutan yang diperlukan.
d. Rencanakan
kunjungan dan siapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk
pengkajian ibu dan bayi, guna penyuluhan yang akan dilakukan.
2. Intervensi dirumah : Membina
hubungan
a. Perkenalkan diri dan sebutkan tujuan
kunjungan rumah pasca partum untuk ibu, bayi dan keluarga yang dikunjungi untuk
menceritakan harapan mereka dari kunjungan-kunjungan ini.
b. Luangkan sedikit waktu untuk
bersosialisasi dengan keluarga yang dikunjungi guna mengenal dan menjalin
hubungan saling percaya.
3. Peran dan
Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian
asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara
lain :
a. Melaksanakan skrining yang
komprehensif, pencegahan, deteksi dini permasalahan yang timbul baik fisik
maupun psikologik, mengobati, atau merujuk apabila terjadi komplikasi
b. Melakukan pengkajian data fisik,
psikososial, riwayat kesehatan ibu
c. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital dan pemeriksaan fisik lengkap
d. Memberikan konseling tentang : cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya masa nifas, kebutuhan nutrisi
dan cairan pada masa nifas, menyusui, pola hubungan seksual, keluarga
berencana, personal hygine, dan lain-lain
e. Mendukung dan memperkuat keyakinan
diri ibu dan memungkinkan ia melaksanakan perannya sebagai ibu
f. Memfasilitasi hubungan dan ikatan
batin antara ibu dan bayi
g. Memulai dan mendorong pemberian ASI
h. Melakukan pendokumentasian hasil
asuhan
Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Kebijakan program nasional pada masa
nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas,
dengan tujuan untuk :
1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan
bayi.
2. Melakukan pencegahan terhadap
kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau
masalah yang terjadi pada masa nifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah
yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
Kunjungan
|
Waktu
|
Asuhan
|
I
|
6-8 jam post partum
|
Mencegah
perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
|
Mendeteksi
dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila
perdarahan berlanjut.
|
||
Memberikan
konseling pada ibu dan keluarga tentang
cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
|
||
Pemberian
ASI awal.
|
||
Mengajarkan
cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
|
||
Menjaga
bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
|
||
Setelah
bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru
lahir dalam keadaan baik.
|
||
II
|
6 hari post partum
|
Memastikan
involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik,
tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
|
Menilai
adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
|
||
Memastikan
ibu mendapat istirahat yang cukup.
|
||
Memastikan
ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.
|
||
Memastikan
ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan
menyusui.
|
||
III
|
2 minggu post partum
|
Asuhan pada
2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari
post partum.
|
IV
|
6 minggu post partum
|
Menanyakan
penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
|
Data base untuk Masa Nifas :
Komponen-komponen data base untuk
menentukan kesejahteraan ibu pasca kelahiran adalah sebagai berikut :
1. Melanjutkan evaluasi dari semua
penemuan yang mengandung arti atau perkembangan selama periode antepartum dan
intrapartum
2. Evaluasi atas perubahan-perubahan
fisiologis dan anatomis dari nifas tersebut
3. Evaluasi tanda-tanda vital wanita
tersebut serta tanda-tanda fisik lainnya, gejala dan perubahannya
4. Evaluasi atas respons ibu dan ayah
terhadap bayi mereka serta persiapan untuk pengasuhannya
5. Evaluasi perubahan perilaku ibu
serta respons psikologisnya terhadap kelahiran anak
6. Skirinig lanjutan untuk mengetahui
tanda-tanda dan gejala-gejala komplikasi obstetric atau medis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar