BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kehamilan adalah
suatu peristiwa alami dan fisiologis yang terjadi pada wanita yang didahului oleh suatu
peristiwa fertilisasi pembentukan zigot
dan akhirnya menjadi janin yang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan
di dalam uterus sampai proses persalinan.
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang
mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus,
untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan,
baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kehamilan
sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal care
merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan
mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai
deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab
kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka
kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan
hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-tanda
kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering
memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit saat
inpartu.
Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan obstetrik
dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil memberikan pelayanan
sesuai dengan standart yang diterapkan.
Tujuan
Untuk
menyelesaikan tugas makalah yang diberikan dan untuk mengetahui masalah-masalah fisiologis apa saja yang dialami oleh ibu hamil
selama kehamilan, pendeteksian dini kehamilan untuk mengetahui komplikasi yang
lazim serta contoh pengkajian kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definsi Kehamilan
Kehamilan
adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang mengharapkan
anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk mencegah
dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit
komplikasi dan lain-lain.
B. Masalah-masalah
fisiologis selama kehamilan
Adapun masalah fisiologis yang sering dialami oleh ibu hamil selama kehamilannya
yaitu terbagi atas 3 periode :
1.
Trimester I
Pada
trimester 1 ini, ibu hamil sering mengalami :
·
Mual –
muntah atau morning sickness
Masalah kehamilan yang sering
muncul pada trimester pertama
adalah mual-muntah atau morning sickness.
Mual-muntah ini dipengaruhi oleh perubahan hormon sehingga organ pencernaan
bekerja lebih lambat,
Kadar hormon HCG dan esterogen yang meningkat drastis pada trimester pertama
akan memicu bagian otak yang mengontrol mual dan muntah. Selain itu, saluran
cerna juga menjadi terdesak karena memberi ruang untuk janin tumbuh. Akibatnya
terjadi refluks asam (keluarnya asam dari lambung ke tenggorokan) dan lambung
bekerja lebih lambat menyerap makanan, sehingga menyebabkan mual dan muntah..
Cara mengatasinya adalah dengan makan sedikit-sedikit tapi sering, menghindari
makanan berlemak dan bersantan, serta menghindari makanan yang berbau tajam.
·
Sering
Buang Air Kecil (BAK)
Masalah lain yang pasti terjadi
adalah sering BAK. Hal ini disebabkan pembesaran rahim yang menekan kandung
kemih. Meskipun kurang nyaman, namun ibu tetap dianjurkan banyak minum air
putih. Cara mengurangi keluhan tersebut adalah dengan menghindari minuman yang
mengandung diuretik alami seperti teh dan senam kegel. Salah satu masalah yang
muncul saat sedang hamil adalah jadi lebh sering kencing. Penyebabnya adalah
karena kandung kemih yang terletak di atas rahim juga ikut berubah. Secara
mekanik kandung kemih akan semakin tertekan oleh rahim yang membesar sehingga
kapasitasnya berkurang. Karena produksi urinenya bisa normal atau sedikit
meningkat, sementara
kapasitasnya berkurang, maka secara fisiologis akan muncul rasa ingin berkemih
yang lebih sering. Namun, sering
kencing pada ibu hamil adalah hal yang normal.
·
Gerak
peristaltik usus yang melambat dapat
menyebabkan masalah kehamilan yaitusembelit.
Gerak peristaltik usus yang
melambat dapat menyebabkan masalah kehamilan yaitu sembelit. Makanan yang
berada di usus besar dalam waktu lama akan mengeras karena banyak air yang
diserap kembali.
Ada beberapa penyebab sembelit pada ibu hamil dan diantaranya yaitu
:
1.
Peningkatan Hormon Progesteron. Salah satu fungsi
hormon progesteron ini adalah memperkuat otot dinding rahim agar
mampu menahan janin yang sedang dalam masa pertumbuhan di dalamnya. Secara
bersamaan kerja hormon ini juga mengakibatkan kelambatan gerak peristaltik
otot-otot saluran pencernaan, sehingga proses pembuangan terganggu. Dan hal
inilah yang menyebabkan sembelit pada kehamilan.
2.
Kurang Beraktifitas. Bila ibu hamil kurang
beraktifitas maka kerja dari usus yang mencerna makanan akan mengalami
penurunan dan hal ini bisa menyebabkan konstipasi pada kehamilan.
3.
Tekanan Janin Pada Rahim dan Lambung. Dengan adanya
penekanan yang dilakukan janin ini maka hal tersebut akan mengakibatkan aliran
makanan dalam saluran pencernaan akan mengalami hambatan dan hal ini bisa
menyebabkan sembelit saat hamil.
4.
Konsumsi Suplemen Zat Besi (Fe) Yang Berlebihan. Untuk
hal ini sudah ada dalam penjelasan di atas tadi.
Pemberian suplemen zat besi pada ibu
hamil memang seringkali digunakan. Hal ini karena untuk mencegah anemia pada
ibu hamil dan juga agar suplay oksigen dan juga nutrisi yang diberikan ibu
hamil kepada janin akan semakin baik yang disalurkan melalui media plasenta.
Hanya saja bila berlebihan maka hal ini akan menyebabkan sembelit / konstipasi
pada kehamilan.
2.
Trimester II
·
Sakit
Punggung
Rahim
yang terus membesar menyebabkan punggung menahan beban berat. Akibatnya, ibu
mengeluh sakit punggung.
Membesarnya
rahim berpengaruh pada pusat gravitasi, membentang keluar dan melemahkan
otot-otot perut anda, mengubah postur tubuh ibu serta
memberikan tekanan pada punggung ibu. Hal ini juga dapat menyebabkan nyeri punggung apabila itu menekan pada
saraf. Selain itu, kelebihan berat badan ibu akan sangat
mempengaruhi otot ibu untuk lebih
banyak bekerja sehingga mengakibatkan stres pada sendi, bahkan punggung anda
mungkin merasa lebih sakit pada saat malam hari.
Terlebih
lagi, perubahan hormon kehamilan dapat melonggarkan sendi dan ligamen yang terjadi
pada tulang panggul ibu ke tulang
belakang. Hal ini dapat membuat ibu merasa
kurang stabil dan menyebabkan rasa sakit saat
berjalan, berdiri, duduk dalam waktu yang lama, berguling di tempat
tidur, dan berdiri pada saat ibu duduk
dikursi atau pada saat ibu
membersihkan bak mandi, berkendaraan, atau mengangkat suatu beban yang berat.
·
Gatal-gatal
karena peregangan
Pembesaran
perut juga menyebabkan masalah kehamilan berupa gatal-gatal karena peregangan.
Gatal-gatal ini akan meninggalkan bekas kurang baik jika digaruk.Kehamilan
merupakan salah satu pencetus timbulnya strechmark akibat peregangan kulit pada
adaerah perut.Penggunaan obat - obatan yang mengandung steroid dan berdampak
merusak kolagen.
Kekurangan Vitamin A, C dan vitamin E.Obesitas atau kenaikan berat badan secara berlebihan dalam waktu singkat.
Kekurangan Vitamin A, C dan vitamin E.Obesitas atau kenaikan berat badan secara berlebihan dalam waktu singkat.
·
Hiperpigmentasi
pada area tubuh seperi wajah dan perut.
Hiperpigmentasi pada beberapa area tubuh
seperti wajah dan perut membuat ibu kurang nyaman. Pasalnya, hal tersebut
dianggap mengurangi kecantikan ibu.Penyebab lain hiperpigmentasi adalah
perubahan hormonal akibat kehamilan yang disebut Melasma, juga dikenal sebagai
'topeng kehamilan', disebabkan oleh kelebihan estrogen dan sering terlihat
dalam kehamilan
Hormon estrogen yang diproduksi tubuh mempengaruhi kandungan melanin di
bawah kulit. Hormon ini akan mempengaruhi pembentukan enzim tirosinase yang
mengatur frekuensi dan jumlah melanin yang akan dikeluarkan dan muncul ke
permukaan epidermis kulit. Produksi hormon estrogen akan semakin meningkat pada
periode tertentu. Pada wanita hamil, terjadi perubahan hormon. Hormon
progesteron berubah dengan sangat drastis karena tubuh membentuk plasenta bayi.
Hal ini menimbulkan flek hitam, yang dalam dunia kedokteran disebut dengan cloasma
gravidarum.
Cloasma
sebenarnya bukanlah penyakit pemicu kanker atau pertanda penyakit serius. Tapi
cloasma adalah keadaan di mana flek terjadi karena adanya penumpukan pigmen
melanin di area tertentu. Misalnya di sekitar wajah, dada, perut, ketiak, dan
lipatan perut. Ini sering terjadi pada ibu-ibu hamil.
·
Kram
kaki dan varises
Ibu mungkin akan mengalami kram kaki dan varises sebagai masalah
kehamilan yang lain.Mineral tidak
seimbang. Timbulnya kram kaki diduga akibat ketidakseimbangan kadar
beberapa jenis mineral di dalam darah, yakni kalsium, potasium dan magnesium
yang terlalu rendah, sementara kadar fosfor terlalu tinggi. Semua itu
menyebabkan gangguan pada sistem saraf otot-otot tubuh.Selain itu, kelelahan
yang berkepanjangan serta tekanan rahim pada beberapa titik saraf yang berhubungan
dengan saraf-saraf kaki, juga menjadi penyebab. Maka sangat masuk akal jika
gangguan ini kerap dialami oleh ibuhamil pada masa trimester
ke-2 dan ke-3.
Meningkatnya hormon progesteron dan bertambahnya berat badan saat hamil
membuat kaki semakin terbebani. Akibatnya, aliran darah dari kaki, tungkai,
pangkal paha dan perut bagian bawah pun terhambat dan terjadilah varises
Kurang gerak & berdiri terlalu lama. Kurang bergerak
akan menyebabkan otot sekitar pembuluh darah vena tidak mampu memompa darah
secara maksimal.
3.
Trimester
III
·
Tekanan
Diafragma sehingga terjadi sesak.
Rahim yang terus membesar dapat menekan
diafragma sehingga ibu merasa sesakMasalah sesak nafas pada bumil itu
hal yang biasa (selama ibu ga punya
penyakit asma). Hal itu disebabkan karena di awal kehamilan tubuh ibu hamil
memproduksi hormon progesterone yang menekan gerakan paru-paru. Karena
terbatasnya gerakan paru-paru, ibu hamil akan merasa sesak nafas dan bernafas
lebih sering agar dapat memenuhi kebutuhan oksigen bagi ibu dan bayi.
Penyebab sesak nafas pada kehamilan yang lain adalah
adanya perkembangan rahim yang semakin mendorong diafragma sehingga rongga dada
menjadi lebih sempit dan dengan sendirinya paru-paru tertekan. Tekanan pada
paru-paru ini lah yang memicu terjadinya sesak nafas pada kehamilan. Untuk
mengatasi masalah sesak nafas di masa kehamilan, sebaiknya ibu hamil selalu
duduk dengan tegak agar ruang paru-paru tidak tertekan dan mempunyai ruang
lebih untuk berkembang ketika bernafas. Hindari gerakan tiba-tiba karena adanya
himpitan organ tubuh ke rongga dada. kondisi rahim yangg semakin membesar dan Berat Badan bayi bertambah
berat, jadi dapat mendorong otot
perut dann
diafragma,akibatnya paru-paru kurang mengembang
maksimal karen rongganya
menyempit.
·
Bengkak kaki
Pada trimester
ketiga ini sebagian ibu akan mengalami bengkak kaki.
Bengkak disebabkan penumpukan cairan yang terjadi secara alami selama kehamilan
berlangsung. Bengkak kaki akan semakin parah apabila peredaran darah kurang
lancar. penyebab kaki bengkak saat hamil adalahkecenderungan tubuh menahan
cairan. Dan, selama masa hamil, tubuh mengunci cairan 30% lebih banyak dari
yang dilakukannya dalam kondisi normal. Keberadaan cairan ini diperparah dengan
kondisi rahim yang semakin hari semakin bertambah besar. Karenanya, pembuluh
darah balik di bagian kaki akan tergencet sehingga arus balik darah ke
jantung terganggu. Dengan kondisi tersebut, cairan macet dan tertimbun di
bagian kaki. Kondisi kaki bengkan saat hamil ini biasanya terjadi pada
trimester tiga kehamilan, yakni 7 bulan ke atas.
·
Sering BAK
dan Sulit BAB
Keluhan sering kencing
dan sulit buang air besar kembali menjadi masalah kehamilan pada masa akhir kehamilan.Sebab itu,
kandung kemih tak mampu menampung air seni sebanyak biasanya, dan membuat ibu lebih sering buang air kecil.
Susah Buang Air Besar
Kebalikan dari kondisi sering buang
air kecil, tekanan rahim pada usus dan perubahan hormon progesterone, membuat ibu susah buang air besar atau sembelit.
C.
Deteksi Dini Kelainan pada Kehamilan
Pemeriksaan dan pengawasan terhadap
ibu hamil sangat perlu dilakukan secara teratur. Hal ini bertujuan untuk
menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam
kehamilan,persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
Selain itu juga untuk mendeteksi dini adanya kelainan, komplikasi dan penyakit
yang biasanya dialami oleh ibu hamil sehingga hal tersebut dapat dicegah
ataupun diobati. Dengan demikian maka angka morbiditas dan mortalitas ibu dan
bayi dapat berkurang.
1.
Pemeriksaan
Kehamilan Dini (Early ANC Detection)
Idealnya wanita yang merasa hamil
bersedia untuk memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya 1
bulan. Dengan demikian, jika terdapat kelainan pada kehamilannya tersebut akan lekas
diketahui dan segea dapat diatasi. Oleh karena itu, setiap wanita hamil
sebaiknya melakukan kunjungan antenatal sedikitnya 1 kali pada trimester 1 (
sebelum minggu ke 14 ).
Pemeriksaan yang dilakukan pada kehamilan dini, yaitu :
Pemeriksaan yang dilakukan pada kehamilan dini, yaitu :
a. Anamnesa
Anamnesa adalah
tanya jawab antara penderita dan pemeriksa. Dari anamnesa ini banyak keterangan
yang diperoleh guna membantu menegakkan diagnosa dan prognosa kehamilan.
- Anamnesa
Sosial ( biodata dan latar belakang sosial )
- Anamnesa
Keluarga
- Anamnesa
Medik
- Anamnesa
Haid
- Anamnesa
Kebidanan
b.
Pemeriksaan Umum
1) Tinggi
badan
Pada wanita hamil yang pertama kali
memeriksakan perlu diukur tinggi badannya. Seorang wanita hamil yang terlalu
pendek, yang tinggi badannya kurang dari 145 cm tergolong resiko tinggi karena
kemungkinan besar persalinan berlangsung kurang lancar. Perbandingan tinggi dan
berat badan memberi gambaran mengenai keadaan gizi dan balita.
2) Berat badan
Pada tiap pemeriksaan wanita hamil
baik yang pertama kali atau ulangan, berat badan perlu ditimbang. Kenaikan
berat badan yang mendadak dapat merupakan tanda bahaya komplikasi kehamilan
yaitu preeklampsi. Dalam trimester I berat badan wanita hamil biasanya belum
naik bahkan biasanya menurunkarena kekurangan nafsu makan. Dalam trimester
terakhit terutama karena pertumbuhan janin dan uri berat badan naik sehingga
pada akhir kehamilan berat badan wanita hamil bertambah kurang lebih 11 kg
dibanding sebelum hamil. Pada trimester terakhir berat badan kurang lebih 0.5
kg seminggu, bila penambahan berat badan tiap minggu lebih dari 0.5 kg harus
diperhatikan kemungkinan preeklampsi.
3) Tanda-tanda vital
Dalam keadaan normal tekanan darah
daloam kehamilan trimester terakhir sistolik tidak melebihi 140 mmHg, dan
diastolik tidak melebihi 90 mmHg. Bila terdapat tekanan darah melebihi diatas
maka kemungkinan adanya preeklampsi.
4) Pemeriksaan kepala dan leher
Pemeriksaan ini dilakukan dengan
menggunakan pemeriksaan inspeksi. Pemeriksaan ini meliputi seluruh bagian
kepala dan leher. Jika pada pemeriiksaan mata sklera ikterik dan konjungtiva
anemis maka kemungkinan anemia.
5) Pemeriksaan payudara
5) Pemeriksaan payudara
Pada wanita hamil payudara terlihat
besar dan tegang serta sedikit nyeri. Hal ini karena pengaruh estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Pemeriksan payudara
dengan cara palpasi meliputi bentuk dan ukuran payudara, putting susu menonjol
atau tidak, adanya retraksi, masa dan pembesaran pembuluh limfe.
6) Pemeriksaan jantung, paru dan
organ dalam tubuh lainnya
7) Pemeriksaan abdominal
Pemeriksaan abdominal dilakukan
dengan palpasi. Dari pemeriksaan ini diperoleh mengenai ukuran dan bentuk uterus.
8) Pemeriksan genetalia
Untuk memeriksa genetalia biasanya
dengan pemeriksaan ginekologi. Pada pemeriksaan ini vulva, vagina dan porsio
diperiksa dan dilihat inspekulo.
9) Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah
9) Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah
Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui adanya varises dan oedema.
c. Pemeriksaan laboratorium
Test laboratorium perlu dilakukan
pada ibu hamil. Pemeriksan ini ditujukan untuk memeriksa golongan darah, Hb,
protein urine, dan glukosa urine. Pemeriksaan urine pada awal kehamilan
bertujuan untuk mengetahui adanya kehamilan. Selain itu pemeriksaan urin juga
bertujuan untuk mengetahui adanya protein urine dan glukosa urine. Protein
dalam urine merupakan hasil kontaminasi dair vagina atau dari infeksi saluran
kencing atau penyakit ginjal. Pada saat hamil jika dihubungkan dengan
hipertensi dan oedem, hal ini akan menjadi tanda serius dari preeklampsi. Untuk
glukosa urin berhubungan dengan diabetes.
2.
Kontak
Dini Kehamilan Trimester I
Pada trimester I, menurunnya
keinginan untuk melakukan hubungan seksual sangat wajar. Apabila dalam
anamnesis ada riwayat abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus
ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta telah terbentuk
serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus
diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati hati. Pada akhir
kehamilan, jika kepala sudah masuk panggul koitus sebaiknya dihentikan karena dapat
menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.
3. Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu.
3. Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu.
Ante
Natal Care adalah merupakan cara penting untuk
memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan
kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan
asuhan antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52).
Pelayanan ANC yang diberikan petugas
kesehatan kepada setiap ibu hamil berbeda – beda tergantung dari kebutuhan dan
kondisi dari setiap individunya. Misalnya persetujuan ANC yang diberikan
terhadap ibu hamil dengan hipertensi tentunya akan berbeda dengan pelayanan
yang diberikan kepada ibu hamil dengan varises.
Pada ibu hamil dengan hipertensi sebaiknya dilakukan pemantauan tekanan darah, urin, dan kondisi janin setiap minggunya. Anjurkan kepada ibu untuk mentaati pemeriksaan antenatal yang teratur dan jika perlu dikonsultasikan kepada ahli. Selain itu anjurkan ibu pula untuk cukup istirahat menjauhi emosi dan jangan bekerja terlalu berat. Pada pola nutrisi sebaiknya ibu dianjurkan untuk diet tinggi protein rendah hidrat arang, rendah lemak, dan rendah garam. Hal ini bertujuan untuk mencegah pertambahan berat badan yang agresif.Pengawasan terhadap janin harus lebih teliti, disamping pemeriksaan biasa, dapat dilakukan pemeriksaan monitor janin lainnya seperti elektrokardiografi fetal, ukuran biparietal (USG), Penentuan kadar estriol, amnioskopi, pH darah janin, dan sebagainya.Pengakhiran kehamilan baik yang muda maupun yang sudah cukup bulan harus dipikirkan bila ada tanda – tanda hipertensi ganas (tekanan darah 200/120 atau pre-eklamsi berat). Apalagi bila janin telah meninggal dalam kandungan pengakhiran kehamilan ini sebaikanya dirundingkan antar disiplin : dengan ahli penykit dalam ; apakah ada ancaman terhadap jiwa ibu.
Sedangkan pada ibu hamil dengan varises pelayanan ANC yang diberikan antara lain :
- Anjuran ibu untuk jangan berdiri atau duduk terlalu lama dan jangan memakai ikat pinggang terlalu kencang.
Pada ibu hamil dengan hipertensi sebaiknya dilakukan pemantauan tekanan darah, urin, dan kondisi janin setiap minggunya. Anjurkan kepada ibu untuk mentaati pemeriksaan antenatal yang teratur dan jika perlu dikonsultasikan kepada ahli. Selain itu anjurkan ibu pula untuk cukup istirahat menjauhi emosi dan jangan bekerja terlalu berat. Pada pola nutrisi sebaiknya ibu dianjurkan untuk diet tinggi protein rendah hidrat arang, rendah lemak, dan rendah garam. Hal ini bertujuan untuk mencegah pertambahan berat badan yang agresif.Pengawasan terhadap janin harus lebih teliti, disamping pemeriksaan biasa, dapat dilakukan pemeriksaan monitor janin lainnya seperti elektrokardiografi fetal, ukuran biparietal (USG), Penentuan kadar estriol, amnioskopi, pH darah janin, dan sebagainya.Pengakhiran kehamilan baik yang muda maupun yang sudah cukup bulan harus dipikirkan bila ada tanda – tanda hipertensi ganas (tekanan darah 200/120 atau pre-eklamsi berat). Apalagi bila janin telah meninggal dalam kandungan pengakhiran kehamilan ini sebaikanya dirundingkan antar disiplin : dengan ahli penykit dalam ; apakah ada ancaman terhadap jiwa ibu.
Sedangkan pada ibu hamil dengan varises pelayanan ANC yang diberikan antara lain :
- Anjuran ibu untuk jangan berdiri atau duduk terlalu lama dan jangan memakai ikat pinggang terlalu kencang.
- Anjurkan kepada ibu supaya jalan –
jalan dan senam hamil untuk memperlancar peredaran darah.
- Anjurkan ibu untuk memakai kaos
kaki atau pembalut tungkai elastis.
- Dapat diberikan obat – obatan : Venosan, Glyvenol, Venoruton, dan Varemoid.
- Dapat diberikan obat – obatan : Venosan, Glyvenol, Venoruton, dan Varemoid.
4. Skrining untuk deteksi dini.
a. USG
USG merupakan suatu media diagnostik
dengan menggunakan gelombang ultrasonik untuk mempelajari struktur jaringan
berdasarkan gambaran ecko dari gelombang ultrasonik. Pemeriksaaan USG saat ini
dipandang sebagai metode pemeriksaan yang aman.
Pemeriksaan USG pada kehamilan
normal usia 5 minggu struktur kantong gestasi intrauterin dapat dideteksi
dimana diameternya sudah mencapai 5-10 mm. Jika dihubungkan dengan kadar HCG
pada saat itu kadarnya sudah mencapai 6000-6500 mlU/ ml. Dari kenyataan ini
bisa juga diartikan bahwa kadar HCG yang lebih dari 6500 mlU/ ml tidak dijumpai
adanya kantong gestasi intrauterin, maka kemungkinan kehamilan ektopik.
Gambaran USG kehamilan ektopik
sangat bervariasi, tergantung pada usia kehamilan, ada tidaknya gangguan
kehamiulan (ruptura, abortus) serta banyak dan lamanya perdarahan intra
abdomen. Diagnosis pasti kehamilan ektopik secara USG hanya bisa ditegakkan
jika terlihat kantong gestasi berisi janin hidup yang letaknya diluar kavum
uteri.
Pada kehamilan 7 minggu diameter
kantong gestasi telah mencapai 25 mm. Panjang embrio mencapai 10 mm dan menjadi
lebih mudah dilihat. Struiuktur kepala sudah dapat dibedakan dari badan. Selain
denyut jantuing mungkin juga dapat dideteksi adanya gerakan embrio yang dapat
dirangsang dengan melakukan perkusi pada dinding perut. Jika tidak ada
tanda-tanda kehidupan seperti yang telah disebutkkan maka kemungkinan terjadi
miss abortion. Jika dijumpai lebih dari 1 embrioyang menunjukkan tanda-tanda
kehidupan maka kemungkinan kehamilan multiple.
Pada kehamilan 8 minggu kantong gestasi telah berdiameter 30 mm. Struktur embrio dapat dilihat lebih jelas lagi. Sering kali terlihat kuning telur dalam ( yolk salk ) berupa struktur vasikuler berdiameter kira-kira 5 mm yang letaknya diluar selaput amnion. Jika tidak dijumpai adanya struktur embrio dan kantong kuning telur maka kemungkinan kehamilan anembrionik.
Pada kehamilan 8 minggu kantong gestasi telah berdiameter 30 mm. Struktur embrio dapat dilihat lebih jelas lagi. Sering kali terlihat kuning telur dalam ( yolk salk ) berupa struktur vasikuler berdiameter kira-kira 5 mm yang letaknya diluar selaput amnion. Jika tidak dijumpai adanya struktur embrio dan kantong kuning telur maka kemungkinan kehamilan anembrionik.
D. Komplikasi yang lazim terjadi pada kehamilan
1.
keguguran.
Banyak perempuan
yang sering mengalami keguguran bukan hanya satu kali ,bahkan ada yang bisa
lebih dari tiga kali keguguran.
2. pre-eklamsia
Kehamilan yang di sertai dengan naiknya tekanan darah pada
ibu hamil
3. kehamilan ektopik
Kehamilan yang terjadi jika janin berkembang di luar rahim
4. perdarahan
Darah ini bisa di anggap wajar jika tidak terjadi terus
menerus ,namun akan sangat membahayakan jika darah yang keluar
berlebihan,berbau,dan terus menerus muncul.
5. plasenta previa
Di mana plasenta berada pada posisi menutup mulut rahim
sehingga jika tidak di atasi dengan baik
maka akan menyebabkan perdarahan
6.
diabetes
gestasional
Kondisi kehamilan yang di barengi
dengan naiknya gula darah sang ibu sehingga hal ini beresiko menyebabkan bayi lahir dengan berat badan
lebih dan beresiko menderita diabetes.
E. Contoh pengkajian Kehamilan
1. Anamnesis :
a.
umum
b.
keluarga
c.
Medis
d.
Kebidanan
e.
haid
2. Riwayat psikososial
3. Riwayat kesehatan :
a.
Polan
nutrisi
b.
Pola
eliminasi
c.
Higine
personal
d.
Pola
aktivitas
4. Pemeriksaan fisik :
a.
Pengukuran
BB
b.
Pengukuran
TB
c.
Pemeriksaan
edema
5. Pemeriksaan LAB
a.
HB
b.
Protein
urine
c.
glukosa
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kehamilan
adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang mengharapkan anak.
Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk mencegah dan
mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit
komplikasi dan lain-lain.
B.
Saran
Seorang ibu hamil dan keluarganya harus
mempersiapkan diri menghadapi perubahan-perubahan selama masa kehamilan dan
setelah persalinannya, mencakup perubahan fisik, psikologis, peran, dan
perubahan-perubahan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar