Halaman

Sabtu, 04 Januari 2014

KONSEP DETEKSI DINI KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan fisiologis yang terjadi  pada wanita yang didahului oleh suatu peristiwa  fertilisasi pembentukan zigot dan akhirnya menjadi janin yang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan di dalam uterus sampai proses persalinan.
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit saat inpartu.
Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil memberikan pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan.

Tujuan
            Untuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan dan untuk mengetahui masalah-masalah fisiologis apa saja yang dialami oleh ibu hamil selama kehamilan, pendeteksian dini kehamilan untuk mengetahui komplikasi yang lazim serta contoh pengkajian kehamilan.



BAB II PEMBAHASAN

A.    Definsi Kehamilan
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
B.     Masalah-masalah fisiologis selama kehamilan
Adapun masalah fisiologis yang sering dialami oleh ibu hamil selama kehamilannya yaitu  terbagi atas 3 periode :
1.      Trimester I
Pada trimester 1 ini, ibu hamil sering mengalami :
·         Mual – muntah atau morning sickness
Masalah kehamilan yang sering muncul pada trimester pertama adalah mual-muntah atau morning sickness. Mual-muntah ini dipengaruhi oleh perubahan hormon sehingga organ pencernaan bekerja lebih lambat, Kadar hormon HCG dan esterogen yang meningkat drastis pada trimester pertama akan memicu bagian otak yang mengontrol mual dan muntah. Selain itu, saluran cerna juga menjadi terdesak karena memberi ruang untuk janin tumbuh. Akibatnya terjadi refluks asam (keluarnya asam dari lambung ke tenggorokan) dan lambung bekerja lebih lambat menyerap makanan, sehingga menyebabkan mual dan muntah.. Cara mengatasinya adalah dengan makan sedikit-sedikit tapi sering, menghindari makanan berlemak dan bersantan, serta menghindari makanan yang berbau tajam.
·         Sering Buang Air Kecil (BAK)
Masalah lain yang pasti terjadi adalah sering BAK. Hal ini disebabkan pembesaran rahim yang menekan kandung kemih. Meskipun kurang nyaman, namun ibu tetap dianjurkan banyak minum air putih. Cara mengurangi keluhan tersebut adalah dengan menghindari minuman yang mengandung diuretik alami seperti teh dan senam kegel. Salah satu masalah yang muncul saat sedang hamil adalah jadi lebh sering kencing. Penyebabnya adalah karena kandung kemih yang terletak di atas rahim juga ikut berubah. Secara mekanik kandung kemih akan semakin tertekan oleh rahim yang membesar sehingga kapasitasnya berkurang. Karena produksi urinenya bisa normal atau sedikit meningkat, sementara kapasitasnya berkurang, maka secara fisiologis akan muncul rasa ingin berkemih yang lebih sering. Namun, sering kencing pada ibu hamil adalah hal yang normal.
·         Gerak peristaltik usus yang melambat  dapat menyebabkan masalah kehamilan yaitusembelit.
Gerak peristaltik usus yang melambat dapat menyebabkan masalah kehamilan yaitu sembelit. Makanan yang berada di usus besar dalam waktu lama akan mengeras karena banyak air yang diserap kembali.
Ada beberapa penyebab sembelit pada ibu hamil dan diantaranya yaitu :
1.      Peningkatan Hormon Progesteron. Salah satu fungsi hormon progesteron ini adalah memperkuat otot dinding rahim agar mampu menahan janin yang sedang dalam masa pertumbuhan di dalamnya. Secara bersamaan kerja hormon ini juga mengakibatkan kelambatan gerak peristaltik otot-otot saluran pencernaan, sehingga proses pembuangan terganggu. Dan hal inilah yang menyebabkan sembelit pada kehamilan.
2.      Kurang Beraktifitas. Bila ibu hamil kurang beraktifitas maka kerja dari usus yang mencerna makanan akan mengalami penurunan dan hal ini bisa menyebabkan konstipasi pada kehamilan.
3.      Tekanan Janin Pada Rahim dan Lambung. Dengan adanya penekanan yang dilakukan janin ini maka hal tersebut akan mengakibatkan aliran makanan dalam saluran pencernaan akan mengalami hambatan dan hal ini bisa menyebabkan sembelit saat hamil.
4.      Konsumsi Suplemen Zat Besi (Fe) Yang Berlebihan. Untuk hal ini sudah ada dalam penjelasan di atas tadi.
Pemberian suplemen zat besi pada ibu hamil memang seringkali digunakan. Hal ini karena untuk mencegah anemia pada ibu hamil dan juga agar suplay oksigen dan juga nutrisi yang diberikan ibu hamil kepada janin akan semakin baik yang disalurkan melalui media plasenta. Hanya saja bila berlebihan maka hal ini akan menyebabkan sembelit / konstipasi pada kehamilan.

2.      Trimester II
·         Sakit Punggung
Rahim yang terus membesar menyebabkan punggung menahan beban berat. Akibatnya, ibu mengeluh sakit punggung. Membesarnya rahim berpengaruh pada pusat gravitasi, membentang keluar dan melemahkan otot-otot perut anda, mengubah postur tubuh ibu serta memberikan tekanan pada punggung ibu. Hal ini juga dapat menyebabkan nyeri punggung apabila itu menekan pada saraf. Selain itu, kelebihan berat badan ibu akan sangat mempengaruhi otot ibu untuk lebih banyak bekerja sehingga mengakibatkan stres pada sendi, bahkan punggung anda mungkin merasa lebih sakit pada saat malam hari.
Terlebih lagi, perubahan hormon kehamilan dapat melonggarkan sendi dan ligamen yang terjadi pada tulang panggul ibu ke tulang belakang. Hal ini dapat membuat ibu merasa kurang stabil dan menyebabkan rasa sakit saat  berjalan, berdiri, duduk dalam waktu yang lama, berguling di tempat tidur, dan berdiri pada saat ibu duduk dikursi atau pada saat ibu membersihkan bak mandi, berkendaraan, atau mengangkat suatu beban yang berat.
·         Gatal-gatal karena peregangan
Pembesaran perut juga menyebabkan masalah kehamilan berupa gatal-gatal karena peregangan. Gatal-gatal ini akan meninggalkan bekas kurang baik jika digaruk.Kehamilan merupakan salah satu pencetus timbulnya strechmark akibat peregangan kulit pada adaerah perut.Penggunaan obat - obatan yang mengandung steroid dan berdampak merusak kolagen.
Kekurangan Vitamin A, C dan vitamin E.Obesitas atau kenaikan berat badan secara berlebihan dalam waktu singkat.
·         Hiperpigmentasi pada area tubuh seperi wajah dan perut.
Hiperpigmentasi pada beberapa area tubuh seperti wajah dan perut membuat ibu kurang nyaman. Pasalnya, hal tersebut dianggap mengurangi kecantikan ibu.Penyebab lain hiperpigmentasi adalah perubahan hormonal akibat kehamilan yang disebut Melasma, juga dikenal sebagai 'topeng kehamilan', disebabkan oleh kelebihan estrogen dan sering terlihat dalam kehamilan
Hormon estrogen yang diproduksi tubuh mempengaruhi kandungan melanin di bawah kulit. Hormon ini akan mempengaruhi pembentukan enzim tirosinase yang mengatur frekuensi dan jumlah melanin yang akan dikeluarkan dan muncul ke permukaan epidermis kulit. Produksi hormon estrogen akan semakin meningkat pada periode tertentu. Pada wanita hamil, terjadi perubahan hormon. Hormon progesteron berubah dengan sangat drastis karena tubuh membentuk plasenta bayi. Hal ini menimbulkan flek hitam, yang dalam dunia kedokteran disebut dengan cloasma gravidarum.
Cloasma sebenarnya bukanlah penyakit pemicu kanker atau pertanda penyakit serius. Tapi cloasma adalah keadaan di mana flek terjadi karena adanya penumpukan pigmen melanin di area tertentu. Misalnya di sekitar wajah, dada, perut, ketiak, dan lipatan perut. Ini sering terjadi pada ibu-ibu hamil.
·         Kram kaki dan varises
Ibu mungkin akan mengalami kram kaki dan varises sebagai masalah kehamilan yang lain.Mineral tidak seimbang. Timbulnya kram kaki diduga akibat ketidakseimbangan kadar beberapa jenis mineral di dalam darah, yakni kalsium, potasium dan magnesium yang terlalu rendah, sementara kadar fosfor terlalu tinggi. Semua itu menyebabkan gangguan pada sistem saraf otot-otot tubuh.Selain itu, kelelahan yang berkepanjangan serta tekanan rahim pada beberapa titik saraf yang berhubungan dengan saraf-saraf kaki, juga menjadi penyebab. Maka sangat masuk akal jika gangguan ini kerap dialami oleh ibuhamil pada masa trimester ke-2 dan  ke-3.
Meningkatnya hormon progesteron dan bertambahnya berat badan saat hamil membuat kaki semakin terbebani. Akibatnya, aliran darah dari kaki, tungkai, pangkal paha dan perut bagian bawah pun terhambat dan terjadilah varises
Kurang gerak & berdiri terlalu lama. Kurang bergerak akan menyebabkan otot sekitar pembuluh darah vena tidak mampu memompa darah secara maksimal.
3.      Trimester III
·         Tekanan Diafragma sehingga terjadi sesak.
Rahim yang terus membesar dapat menekan diafragma sehingga ibu merasa sesakMasalah sesak nafas pada bumil itu hal yang biasa (selama ibu ga punya penyakit asma). Hal itu disebabkan karena di awal kehamilan tubuh ibu hamil memproduksi hormon progesterone yang menekan gerakan paru-paru. Karena terbatasnya gerakan paru-paru, ibu hamil akan merasa sesak nafas dan bernafas lebih sering agar dapat memenuhi kebutuhan oksigen bagi ibu dan bayi.
Penyebab sesak nafas pada kehamilan yang lain adalah adanya perkembangan rahim yang semakin mendorong diafragma sehingga rongga dada menjadi lebih sempit dan dengan sendirinya paru-paru tertekan. Tekanan pada paru-paru ini lah yang memicu terjadinya sesak nafas pada kehamilan. Untuk mengatasi masalah sesak nafas di masa kehamilan, sebaiknya ibu hamil selalu duduk dengan tegak agar ruang paru-paru tidak tertekan dan mempunyai ruang lebih untuk berkembang ketika bernafas. Hindari gerakan tiba-tiba karena adanya himpitan organ tubuh ke rongga dada. kondisi rahim yangg semakin membesar dan Berat Badan bayi bertambah berat, jadi dapat mendorong otot perut dann diafragma,akibatnya paru-paru kurang mengembang maksimal karen rongganya menyempit.
·         Bengkak kaki
Pada trimester ketiga ini sebagian ibu akan mengalami bengkak kaki. Bengkak disebabkan penumpukan cairan yang terjadi secara alami selama kehamilan berlangsung. Bengkak kaki akan semakin parah apabila peredaran darah kurang lancar. penyebab kaki bengkak saat hamil adalahkecenderungan tubuh menahan cairan. Dan, selama masa hamil, tubuh mengunci cairan 30% lebih banyak dari yang dilakukannya dalam kondisi normal. Keberadaan cairan ini diperparah dengan kondisi rahim yang semakin hari semakin bertambah besar. Karenanya, pembuluh darah balik di bagian kaki  akan tergencet sehingga arus balik darah ke jantung terganggu. Dengan kondisi tersebut, cairan macet dan tertimbun di bagian kaki. Kondisi kaki bengkan saat hamil ini biasanya terjadi pada trimester tiga kehamilan, yakni 7 bulan ke atas.
·         Sering BAK dan Sulit BAB
Keluhan sering kencing dan sulit buang air besar kembali menjadi masalah kehamilan pada masa akhir kehamilan.Sebab itu, kandung kemih tak mampu menampung air seni sebanyak biasanya, dan membuat ibu lebih sering buang air kecil.
Susah Buang Air Besar
Kebalikan dari kondisi sering buang air kecil, tekanan rahim pada usus dan perubahan hormon progesterone, membuat ibu susah buang air besar atau sembelit.

C.    Deteksi Dini Kelainan pada Kehamilan
Pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil sangat perlu dilakukan secara teratur. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan,persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. Selain itu juga untuk mendeteksi dini adanya kelainan, komplikasi dan penyakit yang biasanya dialami oleh ibu hamil sehingga hal tersebut dapat dicegah ataupun diobati. Dengan demikian maka angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi dapat berkurang.
1.      Pemeriksaan Kehamilan Dini (Early ANC Detection)
Idealnya wanita yang merasa hamil bersedia untuk memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya 1 bulan. Dengan demikian, jika terdapat kelainan pada kehamilannya tersebut akan lekas diketahui dan segea dapat diatasi. Oleh karena itu, setiap wanita hamil sebaiknya melakukan kunjungan antenatal sedikitnya 1 kali pada trimester 1 ( sebelum minggu ke 14 ).
Pemeriksaan yang dilakukan pada kehamilan dini, yaitu :
a. Anamnesa
Anamnesa adalah tanya jawab antara penderita dan pemeriksa. Dari anamnesa ini banyak keterangan yang diperoleh guna membantu menegakkan diagnosa dan prognosa kehamilan.
- Anamnesa Sosial ( biodata dan latar belakang sosial )
- Anamnesa Keluarga
- Anamnesa Medik
- Anamnesa Haid
- Anamnesa Kebidanan
b. Pemeriksaan Umum
1) Tinggi badan
Pada wanita hamil yang pertama kali memeriksakan perlu diukur tinggi badannya. Seorang wanita hamil yang terlalu pendek, yang tinggi badannya kurang dari 145 cm tergolong resiko tinggi karena kemungkinan besar persalinan berlangsung kurang lancar. Perbandingan tinggi dan berat badan memberi gambaran mengenai keadaan gizi dan balita.
2) Berat badan
Pada tiap pemeriksaan wanita hamil baik yang pertama kali atau ulangan, berat badan perlu ditimbang. Kenaikan berat badan yang mendadak dapat merupakan tanda bahaya komplikasi kehamilan yaitu preeklampsi. Dalam trimester I berat badan wanita hamil biasanya belum naik bahkan biasanya menurunkarena kekurangan nafsu makan. Dalam trimester terakhit terutama karena pertumbuhan janin dan uri berat badan naik sehingga pada akhir kehamilan berat badan wanita hamil bertambah kurang lebih 11 kg dibanding sebelum hamil. Pada trimester terakhir berat badan kurang lebih 0.5 kg seminggu, bila penambahan berat badan tiap minggu lebih dari 0.5 kg harus diperhatikan kemungkinan preeklampsi.

3) Tanda-tanda vital
Dalam keadaan normal tekanan darah daloam kehamilan trimester terakhir sistolik tidak melebihi 140 mmHg, dan diastolik tidak melebihi 90 mmHg. Bila terdapat tekanan darah melebihi diatas maka kemungkinan adanya preeklampsi.
4) Pemeriksaan kepala dan leher
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan inspeksi. Pemeriksaan ini meliputi seluruh bagian kepala dan leher. Jika pada pemeriiksaan mata sklera ikterik dan konjungtiva anemis maka kemungkinan anemia.
5) Pemeriksaan payudara
Pada wanita hamil payudara terlihat besar dan tegang serta sedikit nyeri. Hal ini karena pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Pemeriksan payudara dengan cara palpasi meliputi bentuk dan ukuran payudara, putting susu menonjol atau tidak, adanya retraksi, masa dan pembesaran pembuluh limfe.
6) Pemeriksaan jantung, paru dan organ dalam tubuh lainnya
7) Pemeriksaan abdominal
Pemeriksaan abdominal dilakukan dengan palpasi. Dari pemeriksaan ini diperoleh mengenai ukuran dan bentuk uterus.
8) Pemeriksan genetalia
Untuk memeriksa genetalia biasanya dengan pemeriksaan ginekologi. Pada pemeriksaan ini vulva, vagina dan porsio diperiksa dan dilihat inspekulo.
9) Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya varises dan oedema.
c. Pemeriksaan laboratorium
Test laboratorium perlu dilakukan pada ibu hamil. Pemeriksan ini ditujukan untuk memeriksa golongan darah, Hb, protein urine, dan glukosa urine. Pemeriksaan urine pada awal kehamilan bertujuan untuk mengetahui adanya kehamilan. Selain itu pemeriksaan urin juga bertujuan untuk mengetahui adanya protein urine dan glukosa urine. Protein dalam urine merupakan hasil kontaminasi dair vagina atau dari infeksi saluran kencing atau penyakit ginjal. Pada saat hamil jika dihubungkan dengan hipertensi dan oedem, hal ini akan menjadi tanda serius dari preeklampsi. Untuk glukosa urin berhubungan dengan diabetes.
2.      Kontak Dini Kehamilan Trimester I
Pada trimester I, menurunnya keinginan untuk melakukan hubungan seksual sangat wajar. Apabila dalam anamnesis ada riwayat abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta telah terbentuk serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk panggul koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.

3. Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu.
Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52).
Pelayanan ANC yang diberikan petugas kesehatan kepada setiap ibu hamil berbeda – beda tergantung dari kebutuhan dan kondisi dari setiap individunya. Misalnya persetujuan ANC yang diberikan terhadap ibu hamil dengan hipertensi tentunya akan berbeda dengan pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil dengan varises.
Pada ibu hamil dengan hipertensi sebaiknya dilakukan pemantauan tekanan darah, urin, dan kondisi janin setiap minggunya. Anjurkan kepada ibu untuk mentaati pemeriksaan antenatal yang teratur dan jika perlu dikonsultasikan kepada ahli. Selain itu anjurkan ibu pula untuk cukup istirahat menjauhi emosi dan jangan bekerja terlalu berat. Pada pola nutrisi sebaiknya ibu dianjurkan untuk diet tinggi protein rendah hidrat arang, rendah lemak, dan rendah garam. Hal ini bertujuan untuk mencegah pertambahan berat badan yang agresif.Pengawasan terhadap janin harus lebih teliti, disamping pemeriksaan biasa, dapat dilakukan pemeriksaan monitor janin lainnya seperti elektrokardiografi fetal, ukuran biparietal (USG), Penentuan kadar estriol, amnioskopi, pH darah janin, dan sebagainya.Pengakhiran kehamilan baik yang muda maupun yang sudah cukup bulan harus dipikirkan bila ada tanda – tanda hipertensi ganas (tekanan darah 200/120 atau pre-eklamsi berat). Apalagi bila janin telah meninggal dalam kandungan pengakhiran kehamilan ini sebaikanya dirundingkan antar disiplin : dengan ahli penykit dalam ; apakah ada ancaman terhadap jiwa ibu.
Sedangkan pada ibu hamil dengan varises pelayanan ANC yang diberikan antara lain :
- Anjuran ibu untuk jangan berdiri atau duduk terlalu lama dan jangan memakai ikat pinggang terlalu kencang.
- Anjurkan kepada ibu supaya jalan – jalan dan senam hamil untuk memperlancar peredaran darah.
- Anjurkan ibu untuk memakai kaos kaki atau pembalut tungkai elastis.
- Dapat diberikan obat – obatan : Venosan, Glyvenol, Venoruton, dan Varemoid.

4. Skrining untuk deteksi dini.
a. USG
USG merupakan suatu media diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrasonik untuk mempelajari struktur jaringan berdasarkan gambaran ecko dari gelombang ultrasonik. Pemeriksaaan USG saat ini dipandang sebagai metode pemeriksaan yang aman.
Pemeriksaan USG pada kehamilan normal usia 5 minggu struktur kantong gestasi intrauterin dapat dideteksi dimana diameternya sudah mencapai 5-10 mm. Jika dihubungkan dengan kadar HCG pada saat itu kadarnya sudah mencapai 6000-6500 mlU/ ml. Dari kenyataan ini bisa juga diartikan bahwa kadar HCG yang lebih dari 6500 mlU/ ml tidak dijumpai adanya kantong gestasi intrauterin, maka kemungkinan kehamilan ektopik.
Gambaran USG kehamilan ektopik sangat bervariasi, tergantung pada usia kehamilan, ada tidaknya gangguan kehamiulan (ruptura, abortus) serta banyak dan lamanya perdarahan intra abdomen. Diagnosis pasti kehamilan ektopik secara USG hanya bisa ditegakkan jika terlihat kantong gestasi berisi janin hidup yang letaknya diluar kavum uteri.
Pada kehamilan 7 minggu diameter kantong gestasi telah mencapai 25 mm. Panjang embrio mencapai 10 mm dan menjadi lebih mudah dilihat. Struiuktur kepala sudah dapat dibedakan dari badan. Selain denyut jantuing mungkin juga dapat dideteksi adanya gerakan embrio yang dapat dirangsang dengan melakukan perkusi pada dinding perut. Jika tidak ada tanda-tanda kehidupan seperti yang telah disebutkkan maka kemungkinan terjadi miss abortion. Jika dijumpai lebih dari 1 embrioyang menunjukkan tanda-tanda kehidupan maka kemungkinan kehamilan multiple.
Pada kehamilan 8 minggu kantong gestasi telah berdiameter 30 mm. Struktur embrio dapat dilihat lebih jelas lagi. Sering kali terlihat kuning telur dalam ( yolk salk ) berupa struktur vasikuler berdiameter kira-kira 5 mm yang letaknya diluar selaput amnion. Jika tidak dijumpai adanya struktur embrio dan kantong kuning telur maka kemungkinan kehamilan anembrionik.

D.    Komplikasi yang lazim terjadi pada kehamilan
1.      keguguran.
      Banyak perempuan yang sering mengalami keguguran bukan hanya satu kali ,bahkan ada yang bisa lebih dari  tiga kali keguguran.
2. pre-eklamsia 
Kehamilan yang di sertai dengan naiknya tekanan darah pada ibu hamil 
3. kehamilan ektopik
Kehamilan yang terjadi jika janin berkembang di luar rahim
4.  perdarahan
Darah ini bisa di anggap wajar jika tidak terjadi terus menerus ,namun akan sangat membahayakan jika darah yang keluar berlebihan,berbau,dan terus menerus muncul.
5. plasenta previa
Di mana plasenta berada pada posisi menutup mulut rahim sehingga jika tidak di atasi  dengan baik maka akan menyebabkan  perdarahan
6.               diabetes gestasional
Kondisi kehamilan yang di barengi dengan naiknya gula darah sang ibu sehingga hal ini beresiko  menyebabkan bayi lahir dengan berat badan lebih  dan beresiko menderita diabetes.
E.     Contoh pengkajian Kehamilan
1. Anamnesis :
a.        umum
b.      keluarga
c.       Medis
d.      Kebidanan
e.       haid
2. Riwayat psikososial
3. Riwayat kesehatan :
a.       Polan nutrisi
b.      Pola eliminasi
c.       Higine personal
d.      Pola aktivitas
4. Pemeriksaan fisik :
a.       Pengukuran BB
b.      Pengukuran TB
c.       Pemeriksaan edema
5. Pemeriksaan LAB
a.       HB
b.      Protein urine
c.       glukosa

























BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.

B.        Saran

Seorang ibu hamil dan keluarganya harus mempersiapkan diri menghadapi perubahan-perubahan selama masa kehamilan dan setelah persalinannya, mencakup perubahan fisik, psikologis, peran, dan perubahan-perubahan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar